Sebuah sistem manajemen keamanan
informasi adalah seperangkat kebijakan berkaitan dengan keamanan informasi
manajemen atau TI resiko terkait. Prinsip yang mengatur di belakang SMKI adalah
bahwa organisasi harus merancang, menerapkan dan memelihara seperangkat
kebijakan, proses dan sistem untuk mengelola risiko aset informasi perusahaan,
sehingga menjamin tingkat risiko yang dapat diterima informasi keamanan.
Tujuan manajemen informasi adalah
untuk melindungi kerahasiaan, integritas dan ketersediaan informasi. Dengan
tumbuhnya berbagai penipuan, spionase, virus, dan hackers sudah mengancam
informasi bisnis manajemen oleh karena meningkatnya keterbukaan informasi dan
lebih sedikit kendali / control yang dilakukan melalui teknologi informasi
modern. Sedangkan tujuan pengontrolan adalah untuk memastikan bahwa CBIS
(Computer Based Information System ) telah diimplementasikan seperti yang
direncanakan, sistem beroperasi seperti yang dikehendaki, dan operasi tetap
dalam keadaan aman dari penyalahgunaan atau gangguan.
Keamanan Informasi adalah suatu
upaya untuk mengamankan aset informasi yang dimiliki. Kebanyakan orang mungkin
akan bertanya, mengapa “keamanan informasi” dan bukan “keamanan teknologi
informasi” atau IT Security. Kedua istilah ini sebenarnya sangat terkait, namun
mengacu pada dua hal yang sama sekali berbeda. “Keamanan Teknologi Informasi”
atau IT Security mengacu pada usaha-usaha mengamankan infrastruktur teknologi
informasi dari gangguan-gangguan berupa akses terlarang serta utilisasi
jaringan yang tidak diizinkan
Berbeda dengan “keamanan informasi”
yang fokusnya justru pada data dan informasi milik perusahaan Pada konsep
ini, usaha-usaha yang dilakukan adalah merencanakan, mengembangkan serta
mengawasi semua kegiatan yang terkait dengan bagaimana data dan informasi
bisnis dapat digunakan serta diutilisasi sesuai dengan fungsinya serta tidak
disalahgunakan atau bahkan dibocorkan ke pihak-pihak yang tidak berkepentingan.
Keamanan informasi terdiri dari
perlindungan terhadap aspek-aspek berikut:
- Confidentiality
(kerahasiaan) aspek yang menjamin kerahasiaan data atau informasi,
memastikan bahwa informasi hanya dapat diakses oleh orang yang berwenang
dan menjamin kerahasiaan data yang dikirim, diterima dan disimpan.
- Integrity
(integritas) aspek yang menjamin bahwa data tidak dirubah tanpa ada ijin
fihak yang berwenang (authorized), menjaga keakuratan dan keutuhan
informasi serta metode prosesnya untuk menjamin aspek integrity ini.
- Availability
(ketersediaan) aspek yang menjamin bahwa data akan tersedia saat
dibutuhkan, memastikan user yang berhak dapat menggunakan informasi dan
perangkat terkait (aset yang berhubungan bilamana diperlukan).
Keamanan informasi diperoleh dengan
mengimplementasi seperangkat alat kontrol yang layak, yang dapat berupa
kebijakan-kebijakan, praktek-praktek, prosedur-prosedur, struktur-struktur
organisasi dan piranti lunak.
Informasi yang merupakan aset harus
dilindungi keamanannya. Keamanan, secara umum diartikan sebagai “quality or
state of being secure-to be free from danger” [1]. Untuk menjadi aman adalah
dengan cara dilindungi dari musuh dan bahaya. Keamanan bisa dicapai dengan
beberapa strategi yang biasa dilakukan secara simultan atau digunakan dalam
kombinasi satu dengan yang lainnya. Strategi keamanan informasi memiliki fokus
dan dibangun pada masing-masing ke-khusus-annya.
Contoh dari tinjauan keamanan
informasi adalah:
- Physical Security yang memfokuskan strategi untuk
mengamankan pekerja atau anggota organisasi, aset fisik, dan tempat kerja
dari berbagai ancaman meliputi bahaya kebakaran, akses tanpa otorisasi,
dan bencana alam.
- Personal Security yang overlap dengan ‘phisycal
security’ dalam melindungi orang-orang dalam organisasi.
- Operation Security yang memfokuskan strategi untuk
mengamankan kemampuan organisasi atau perusahaan untuk bekerja tanpa
gangguan.
- Communications Security yang bertujuan mengamankan
media komunikasi, teknologi komunikasi dan isinya, serta kemampuan untuk
memanfaatkan alat ini untuk mencapai tujuan organisasi.
- Network Security yang memfokuskan pada pengamanan
peralatan jaringan data organisasi, jaringannya dan isinya, serta
kemampuan untuk menggunakan jaringan tersebut dalam memenuhi fungsi
komunikasi data organisasi.
Manajemen keamanan informasi
memiliki tanggung jawab untuk program khusus, maka ada karakteristik khusus
yang harus dimilikinya, yaitu:
Planning
Planning dalam manajemen keamanan
informasi meliputi proses perancangan, pembuatan, dan implementasi strategi
untuk mencapai tujuan. Ada tiga tahapannya yaitu:
- Strategic planning yang dilakukan oleh tingkatan
tertinggi dalam organisasi untuk periode yang lama, biasanya lima tahunan
atau lebih,
- Tactical planning memfokuskan diri pada pembuatan
perencanaan dan mengintegrasi sumberdaya organisasi pada tingkat yang
lebih rendah dalam periode yang lebih singkat, misalnya satu atau dua
tahunan,
- Operational planning memfokuskan diri pada kinerja
harian organisasi. Sebagi tambahannya, planning dalam manajemen keamanan
informasi adalah aktifitas yang dibutuhkan untuk mendukung perancangan,
pembuatan, dan implementasi strategi keamanan informasi supaya diterapkan
dalam lingkungan teknologi informasi. Ada beberapa tipe planning dalam
manajemen keamanan informasi, meliputi :
- Incident Response Planning (IRP)
IRP terdiri dari satu set proses dan
prosedur detil yang mengantisipasi, mendeteksi, dan mengurangi akibat dari
insiden yang tidak diinginkan yang membahayakan sumberdaya informasi dan aset
organisasi, ketika insiden ini terdeteksi benar-benar terjadi dan mempengaruhi
atau merusak aset informasi. Insiden merupakan ancaman yang telah terjadi dan
menyerang aset informasi, dan mengancam confidentiality, integrity atau
availbility sumberdaya informasi. Insident Response Planning meliputi incident
detection, incident response, dan incident recovery.
- Disaster Recovery Planning (DRP)
Disaster Recovery Planning merupakan
persiapan jika terjadi bencana, dan melakukan pemulihan dari bencana. Pada
beberapa kasus, insiden yang dideteksi dalam IRP dapat dikategorikan sebagai
bencana jika skalanya sangat besar dan IRP tidak dapat lagi menanganinya secara
efektif dan efisien untuk melakukan pemulihan dari insiden itu. Insiden dapat
kemudian dikategorikan sebagai bencana jika organisasi tidak mampu
mengendalikan akibat dari insiden yang terjadi, dan tingkat kerusakan yang
ditimbulkan sangat besar sehingga memerlukan waktu yang lama untuk melakukan
pemulihan.
- Business Continuity Planning (BCP)
Business Continuity Planning
menjamin bahwa fungsi kritis organisasi tetap bisa berjalan jika terjadi
bencana. Identifikasi fungsi kritis organisasi dan sumberdaya pendukungnya
merupakan tugas utama business continuity planning. Jika terjadi bencana, BCP
bertugas menjamin kelangsungan fungsi kritis di tempat alternatif. Faktor
penting yang diperhitungkan dalam BCP adalah biaya.
Policy
Dalam keamanan informasi, ada tiga
kategori umum dari kebijakan yaitu:
- Enterprise Information Security Policy (EISP)
menentukan kebijakan departemen keamanan informasi dan menciptakan kondisi
keamanan informasi di setiap bagian organisasi.
- Issue Spesific Security Policy (ISSP) adalah sebuah
peraturan yang menjelaskan perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat
diterima dari segi keamanan informasi pada setiap teknologi yang
digunakan, misalnya e-mail atau penggunaan internet.
- System Spesific Policy (SSP) pengendali konfigurasi
penggunaan perangkat atau teknologi secara teknis atau manajerial.
Programs
Adalah operasi-operasi dalam
keamanan informasi yang secara khusus diatur dalam beberapa bagian. Salah satu
contohnya adalah program security education training and awareness. Program ini
bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada pekerja mengenai keamanan
informasi dan meningkatkan pemahaman keamanan informasi pekerja sehingga
dicapai peningkatan keamanan informasi organisasi.
Protection
Fungsi proteksi dilaksanakan melalui
serangkaian aktifitas manajemen resiko, meliputi perkiraan resiko (risk
assessment) dan pengendali, termasuk mekanisme proteksi, teknologi proteksi dan
perangkat proteksi baik perangkat keras maupun perangkat keras. Setiap
mekanisme merupakan aplikasi dari aspek-aspek dalam rencana keamanan informasi.
People
Manusia adalah penghubung utama
dalam program keamanan informasi. Penting sekali mengenali aturan krusial yang
dilakukan oleh pekerja dalam program keamanan informasi. Aspek ini meliputi
personil keamanan dan keamanan personil dalam organisasi.